Jakarta (ANTARA) – Beberapa pemasok bahan baterai lithium China baru-baru ini mengumumkan kenaikan harga akibat peningkatan biaya bahan baku hulu dan lonjakan permintaan yang didorong oleh konvergensi transisi energi global.
Menurut siaran CarNewsChina pada Sabtu (14/12), Hunan Yuneng New Energy selaku pemasok utama bahan katoda baterai lithium-ion China yang pelanggannya termasuk CATL dan BYD, mengumumkan bahwa mulai 1 Januari 2026 biaya pemrosesan seluruh rangkaian produk lithium besi fosfatnya akan dinaikkan 3.000 yuan (425 dolar AS) per ton, tidak termasuk pajak.
Perusahaan menyampaikan bahwa jika terjadi fluktuasi signifikan di pasar atau harga bahan baku, maka harga produk akan dinegosiasikan ulang.
Produsen baterai lithium Dejia Energy mengumumkan bahwa mulai 16 Desember 2025 harga jual produk baterai akan dinaikkan 15 persen dari harga katalog saat ini karena biaya bahan bakunya meningkat signifikan.
Baca juga: China bangun baterai mobil kelas 60Ah+ pertama
Menurut laporan OFweek, harga litium heksafluorofosfat, bahan baku yang terutama digunakan sebagai garam penghantar dalam elektrolit cair untuk baterai ion litium isi ulang, telah melonjak 118 persen dari 55.000 yuan (7.800 dolar AS) per ton menjadi 120.000 yuan (17.000 dolar AS) per ton hanya dalam dua bulan.
Harga litium kobalt oksida, yang digunakan sebagai katoda dalam baterai ion litium isi ulang, juga diwartakan meroket dari 140.000 yuan (198.500 dolar AS) per ton pada awal tahun 2025 menjadi 350.000 yuan (49.600 dolar AS) pada November 2025. Peningkatan harganya sampai lebih dari 150 persen.
Harga litium karbonat kelas baterai saat ini telah melampaui 94.000 yuan (13.300 dolar AS) per ton dan peningkatan harga bulanannya lebih dari 16 persen pada November.
Biaya material katoda lithium besi fosfat diproyeksikan meningkat sekitar 2.300 sampai 2.500 yuan atau 326 sampai 354 dolar AS untuk setiap kenaikan harga bahan baku 10.000 yuan (1.400 dolar AS).
Baterai lithium besi fosfat saat ini mencakup 81,5 persen dari kapasitas terpasang di pasar baterai daya di China.
Karena pasokan dan permintaan baterai daya yang terus meningkat, produsen mobil dikabarkan berbondong-bondong mendatangi produsen baterai terkemuka untuk mengamankan pasokan guna mengatasi hambatan pasokan baterai dan memastikan dampaknya minimal terhadap jadwal produksi kendaraan mereka.
Baca juga: China luncurkan teknologi keselamatan pengangkutan baterai lithium
Baca juga: Ilmuwan China capai kemajuan dalam penelitian baterai logam lithium
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025









