Jakarta (ANTARA) – Pasar kendaraan listrik (EV) global menunjukkan pertumbuhan yang kuat pada paruh pertama tahun 2025, dengan penjualan mencapai 7,2 juta unit pada akhir Mei.
Dilaporkan The EV Report pada Jumat (13/6) waktu setempat, angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 28 persen dari tahun ke tahun.
Proyeksi dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan bahwa total penjualan untuk tahun 2025 dapat melampaui 20 juta, yang berpotensi menguasai lebih dari seperempat pasar mobil global.
Meski demikian, lanskap kendaraan listrik global memiliki kisah yang berbeda, dengan tiap pasar utama menghadapi serangkaian tantangan dan peluang yang unik.
Tiongkok telah memantapkan posisinya sebagai negara kendaraan listrik dunia, dengan penjualan 4,4 juta kendaraan listrik dari Januari hingga Mei 2025, meningkat 33 persen dari tahun ke tahun.
Baca juga: Kinerja penjualan mobil listrik Mercedes-Benz G-Class dinilai buruk
Pada bulan Mei saja, tingkat penetrasi ritel untuk Kendaraan Energi Baru (NEV) mencapai 52,9 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pertumbuhan yang luar biasa ini didorong oleh insentif pemerintah yang kuat, termasuk program tukar tambah kendaraan, dan persaingan yang ketat di antara produsen dalam negeri.
Meskipun BEV tetap menjadi mayoritas, kendaraan listrik hibrida plug-in (PHEV) semakin populer, menunjukkan peningkatan penjualan sebesar 34,1 persen pada bulan Mei.
Pasar kendaraan listrik Eropa juga tumbuh pesat sebesar 27 persen dari tahun ke tahun, dengan 1,6 juta unit terjual dalam lima bulan pertama tahun ini.
Baca juga: Penjualan Audi meningkat drastis berkat kontribusi kendaraan listrik
Dari angka tersebut, negara-negara seperti Jerman tercatat menyumbang 45 persen, Italia 58 persen, dan Spanyol 72 persen yang menunjukkan percepatan kuat.
Namun, kinerjanya bervariasi, seperti yang terlihat di Prancis, di mana penjualan BEV menurun di awal tahun setelah pengurangan subsidi pemerintah.
Standar emisi Uni Eropa terus menjadi pendorong yang signifikan, dan insentif baru di Jerman untuk armada perusahaan bertujuan lebih meningkatkan adopsi.
Kemudian, pasar Amerika Utara mengalami pertumbuhan moderat sebesar 3 persen dari tahun ke tahun, dengan 700.000 unit terjual hingga Mei.
Baca juga: PT MAB ungkap melesatnya penjualan mobil elektrik di Indonesia
Pasar Amerika Serikat tumbuh sebesar 4 persen, tetapi penjualan di Kanada turun sekitar 20 persen setelah jeda dalam program subsidi EV.
Di AS, produsen mobil lama mulai berkembang, dengan General Motors memperkuat posisinya sebagai penjual EV nomor dua.
Namun, ketidakpastian seputar kredit pajak federal sebesar 7.500 dolar AS telah menciptakan lingkungan yang hati-hati, yang berpotensi mengarah pada “tahun pengaturan ulang” untuk adopsi EV di Amerika.
Adapun lanskap persaingan pada paruh pertama tahun 2025 menyaksikan pergeseran signifikan di antara produsen EV terkemuka.
Baca juga: BYD dominasi pasar mobil listrik nasional pada awal 2025
BYD Auto dikonfirmasi sebagai penjual BEV global teratas pada Q1 2025, dengan peningkatan penjualan sebesar 39 persen dari tahun ke tahun.
Tesla berada di peringkat kedua secara global tetapi mengalami penurunan penjualan sebesar 13 persen pada Q1.
Geely Holdings melonjak menjadi penjual BEV global terbesar ketiga, dengan peningkatan penjualan yang mengesankan sebesar 105 persen.
Sedangkan Volkswagen Group bangkit kembali dengan kuat untuk menjadi penjual BEV terkemuka di Eropa pada kuartal pertama.
Baca juga: Laba bersih Tesla turun hingga 71 persen pada kuartal pertama 2025
Pewarta: Adimas Raditya Fahky P
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025